EMOSI
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Dosen
: Muh Samsudin, S.Ag., M.Pd
![]() |
Disusun
Oleh :
Imam
Agus Faisal : 20060720006
Nasocha
Efendy :
20060720042
Painah :
20090720010
Wildana
Husada : 20090720027
Alfa
Deti Wulandari : 20090720038
Hamdan
Itsnan N. : 20090720071
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2009
KATA PENGANTAR
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Segala puji dan syukur bagi Allah, yang dengan nama-Nya bumi dihamparkan,
yang dengan nama-Nya langit ditinggikan. Segala puji bagi Allah Sang Maha
Pemberi Hidayah, yang semua jiwa dalam genggaman-Nya, dan kasih sayang-Nya nan
mulia dan tak terhingga. Yang telah memberikan kita segala kenikmatan yang tak
terhingga. Atas rahmat dan karunia-Nya kami diberi kemampuan untuk menyusun
makalah ini.
Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad Rasulullah SAW, yang
telah berjuang sepenuh hati dan jiwa untuk menyampaikan Risalah Al-Quran bagi
segenap umat manusia, para sahabat dan sahibah. Dia lah suri tauladan bagi
seluruh umat manusia. Yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang penuh berkah.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada bapak Muh.
Samsuddin, S.Ag yang telah memberi kesempatan kepada kami, sehingga kami bisa
menyusun makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini bisa menjadi bacaan
atau rujukan yang bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 23 Oktober 2009
EMOSI
A. Pendahuluan
"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah. Tetapi,
marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat,
demi tujuan yang benar, dan dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah." --
Aristoteles, The Nicomachean Ethics.
Mampu menguasai emosi, seringkali orang enganggap
remeh pada masalah ini. Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan
seseorang mencapai kesuksesan. Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi
faktor penting penentukesuksesan hidup seseorang.
Menurut L. Crow dan A. Crow, emosi adalah pengalaman
yang efektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, di mana
keadaan mental dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat
diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata. Menurut Kaplan dan
Saddock, emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks yang mengandung komponen
kejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan mood.
Affect merupakan ekspresi sebagai tampak oleh orang lain dan affect
dapat bervariasi sebagai respons terhadap perubahan emosi, sedangkan mood
adalah suatu perasaan yang meluas, meresap dan terus-menerus yang secara
subjektif dialami dan dikatakan oleh individu dan juga dilihat oleh orang lain.
Menurut kamus The American College
Dictionary, emosi adalah suatu keadaan afektif yang disadari di mana
dialami perasaan seperti kegembiraan (joy), kesedihan, takut, benci, dan
cinta.
Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari
seseorang yang cerdas dalam menganalisa,
merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks.
Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas
mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan emosi bisa
memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan
bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang
kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya. Ia pun tahu tujuan
hidupnya, dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam
hidupnya sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.
B.
Pembahasan
1. Timbulnya Emosi
a.
Rangsangan yang Menimbulkan Emosi
Emosi
timbul dari rangsangan (stimulus), stimulus yang sama mungkin dapat menimbulkan
emosi yang berbeda-beda dan kadang-kadang malah berlawanan. Adapun rangsangan
dapat muncul dari dorongan, keinginan atau minat yang terhalang. Intensitas dan
lamanya respons emosional ditentukan oleh kondisi fisik dan mental dari
individu, dan rangsangan itu sendiri. Jadi, emosi akan berlangung terus selama
stimulusnya ada dan yang menyertainya masih aktif.
b.
Perubahan fisik dan fisiologis
Perubahan
fisik dan fisiologis dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang menimbulkan emosi.
Emosi ini akan menghasilkan berbagai perubahan yang mendalam (visceral
changes) dan akan mempengaruhi urat-urat kerangka di dalam tubuhnya. Jenis
perubahan secara fisik dapat dengan mudah kita amati pada diri seseorang selama
tingkah lakunya dipengaruhi emosi, misalnya dalam keadaan marah, cemburu,
bingung, dan lain lain. Perubahan fisiologis pada saat emosi umumnya meliputi
fungsi pencernaan, aliran darah, pengurangan air liur, pengeluaran kelenjar
endokrin, dan lain-lain.
2.
Perkembangan Emosional Selama Pertumbuhan
a.
Selama Masa Awal
Sifat
perasaan emosi telah timbul selama masa bayi, bahkan sebagian ahli berpendapat
bahwa masa bayi di dalam kandungan pun sudah dipengaruhi oleh emosi. Menurut
Bridges, emosi anak akan berkembang melalui pengalaman, sekalipun masih dangkal
dan berubah-ubah. Ketika bayi sudah berusia 8 bulan, ia mulai dapat
memperlihatkan dengan sangat berbeda antara rasa marah dan rasa takut. Dan
semakin lama akan semakin jelas perbedaan ekspresi emosinya.
b.
Fase Selanjutnya
Perkembangan
emosi pada masa pertumbuhan anak semakin lama semakin halus dalam
mengekspresikannya sampai masa remaja. Misalnya anak yang tadinya
menjerit-jerit karena senang, pada saat remaja ia akan memperhalus ekspresinya.
Maka, sebagai orang tua dan guru sebaiknya bisa menyadari bahwa ekspresi yang
lebih lunak ini tidak berarti emosinya tidak lagi memainkan peranan yang
penting pada kehidupan anak, karena sebenarnya ia masih membutuhkan stimulan
yang positif bagi perkembangan emosional selanjutnya.
c.
Perkembangan Akhir
Pada
akhirnya, semakin dewasa ia akan semakin dapat mengungkapkan dengan jelas
emosinya, karena emosinya menjadi semakin mudah diklasifikasikan seperti rasa
takut, marah, muak, dan benci, juga apresiasinya terhadap nilai, keinginan,
cita-cita, minat dan reaksinya terhadap orang, lembaga, tanggung jawab, sudut
pandang, dan gagasan orang lain.
3.
Jenis Emosi Khas dan Cara Mengontrol
a.
Takut
Menurut
J.B. Watson melalui observasi yang dilakukannya, ia mengatakan bahwa rasa takut
seseorang adalah hasil dari conditioning. Beliau memberi contoh seorang
bayi yang baru lahir sebenarnya tidak takut dengan api, ular, atau singa. Rasa
takut datang dari latihan atau pengalaman sebelumnya. Menurut Watson faktor
ketidak amananlah yang memegang peranan penting untuk mendatangkan rasa takut.
Rasa
takut pada permulaan masa anak-anak itu berpengaruh kuat pada perkembangan
kepribadian individu. Akan tetapi, setelah anak tumbuh dewasa, ia dapat menekan
secara bertahap rasa takutnya. Menurut analisis terakhir, rasa takut itu dapat
berperan sebagai pembimbing ke arah pencapaian hidup yang konservatif dan ke
arah pencapaian kebijakan sosial, asalkan bisa mengatur emosionalnya.
b.
Marah
Marah
adalah jenis emosi lain yang dialami oleh anak-anak dan juga orang dewasa.
Marah itu berbeda-beda menurut bentuk ekspresinya pada setiap individu dan juga
dari faktor umur. Pada anak-anak, ledakan kemarahan dipergunakan untuk
memperoleh tujuan yang diinginkan. Kalau anak tidak diberitahu atau dibantu
dalam mengontrol emosinya, mungkin dia akan tetap meneruskan teknik tersebut
selama hidupnya, jika tidak diperbaiki sejak awal, nantinya akan sulit
diperbaiki.
Terkadang
marah bermanfaat, karena kemarahan dapat digunakan sebagai serangan balik dalam
usaha mengatasi rasa takut. Dengan menggunakan kemarahannya seseorang dapat
dikejutkan dan dibangkitkan dari kelesuan atau kemalasannya.
Kontrol
atas kemarahannya dilakukan dengan cara mengalihkan stimulus sumber kemarahan.
Jadi seandainya ingin mengatasi kemarahan, harus dapat mengalihkan perhatian
yang diarahkan kepada stimulus yang sangat berbeda dari stimulus yang akan
menimbulkan emosi.
Para
orang tua dan guru, sebenarnya mempunyai peran dalam memberi kesempatan setiap
harinya untuk menerapkan prinsip ini, dengan menghindari perintah yang keras
atau kata-kata penghinaan di muka anak yang akan membangkitkan kemarahan, namun
akan lebih bermanfaat dengan kritik yang konstruktif. Untuk mempermudah dalam
meredakan kemarahan, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi
penyebab kemarahan tersebut. Setelah diketahui penyebabnya, akan lebih mudah
mencegah dan memperkecil sebab-sebab yang menimbulkan kemarahan. Biasanya cara
yang efektif adalah dengan memberi penghargaan atau pujian dalam membantu anak
untuk mengatasi kemarahannya.
c.
Afleksi (kasih sayang)
Para
psikolog menganjurkan agar anak sebaiknya diperlakukan secara objektif dan
jangan membandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Kasih sayang bisa
menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan emosi anak untuk
selanjutnya.
d.
Simpati
Simpati
adalah suatu ekspresi emosional yang dipergunakan individu dalam usahanya
menempatkan dirinya pada tempat dan pengalaman orang lain di mana perasaan
terakhirnya mungkin berupa kesenangan atau kesusahan.
4.
Fungsi Emosi dalam Kehidupan
a.
Pengaruh Emosi pada Tingkah Laku
Pengaruh
rasa takut dan marah bisa menyebabkan hati dan jantung individu berdebar-debar,
mulut terasa kering, tekanan darah dan kerja susunan pencernaannya bisa
berubah-ubah selama rangsangan emosional. Keadaan emosi yang menyenangkan akan
membantu pencernaan dan sebaliknya akan mengganggu pencernaan. Gangguan
emosional juga bisa mengakibatkan kesulitan berbicara. Oleh karena itu,
ketegangan emosional yang berkepanjangan bisa menyebabkan orang menjadi gagap.
Pengalaman
keagamaan, di samping bersifat emosional juga intelektual, karena selain
ketenangan dan perdamaian batin yang akan diperoleh, juga dari sini dapat
diperoleh pandangan hidup.
Seorang
anak dapat belajar efektif bila didorong sebagaimana mestinya. Begitu hasratnya
muncul karena kegembiraan atau kepuasan dari hasil prestasi yang dialami, ia
akan terus termotivasi dengan sendirinya. Tekanan emosional juga seringkali
disebabkan oleh apa yang dikerjakan tidak sesuai atau bahkan bertengangan
dengan minatnya.
b.
Kematangan Emosional
Sikap
adalah faktor penentu untuk tingkah laku. Sikap merupakan kecenderungan untuk
bertindak dengan cara-cara yang sangat khas pada saat menerima stimulasi
tertentu. Sikap
adalah keadaan di mana selalu ada kesiapan untuk bertindak. Sikap merupakan
hasil akumulasi dari pengalaman yang mempengaruhi kehidupan dalam kegiatan
langsung.
Ketidakmatangan
emosional dapat ditunjukkan melalui pola-pola respons yang beraneka ragam,
yaitu dengan cara menarik perhatian, ucapan yang dibuat-buat, penamplan yang
aneh, rasionalisasi (memberikan alasan yang tampaknya bagus terhadap tingkah
lakunya yang tolol dan yang tidak diinginkan oleh orang lain), proyeksi
(melemparkan kesalahan kepada orang lain atas kekurangan dan kelemahan
sendiri), serta mimpi di siang hari bolong (menolak kenyataan).
Elizabeth B.
Hurlock memberi saran dalam mengatasi emosi, yaitu dengan cara menyibukkan diri
dengan bermain atau bekerja dan pemahaman bahwa kesibukan dapt menyehatkan
fisik dan emosi, mengembangkan rasa humor, sekalipun menertawakan diri sendiri,
dan menangis untuk membantu pelampiasan emosi.
5. Kecerdasan Emosi
Salah
satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar adalah
emosi. Hasil-hasil penelitian psikologi kontemporer menunjukkan bahwa di samping
adanya faktor yang berasal dari IQ, ternyata belajar dan prestasi sangat
ditentukan oleh emosional intelligence atau kecerdasan emosi.
a. Urgensi
Kecerdasan Emosi
Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya
mempunyai peran sekitar 20% dalam menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80%
sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain. Di antara yang terpenting adalah
kecerdasan emosi (Emotional Quotion). Dalam kehidupan banyak sekali
masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan semata dengan mengunakan kemampuan
intelektual seseorang. Menurut Daniel Goleman peran IQ memang hanya menempati
posisi kedua sesudah kecerdasan emosi.
b.
Pengertian dan ciri-ciri kecerdasan emosi
Kecerdasan emosi menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
memahami diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi
dirinya sendiri, dan menata dengan baik emosi-emosi yang muncul dalam dirinya
dan dalam berhubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosi memiliki lima unsur yaitu kesadaran
diri (self-awareness), pengaturan diri ( self-regulation), motivasi
(motivation), empati (empathy) dan ketrampilan sosial (social skill).
1. Kesadaran
diri (self-awareness) : mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan
menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan sendiri, memiliki tolak ukur
yang tealistis atas kemampuan diri dan kepercahyaan diri yang kuat. Self-awareness
meliputi kemampuan;
(a) kesadaran
emosi: mengenali emosi diri dan efeknya
(b) penilaian
diri secara teliti: mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
(c) percaya
diri : keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.
2. Pengaturan
diri (self-regulation) : menangani emosi kita sedemikian rupa sehingga
berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup
menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu segera pulih
kembali dari tekanan emosi.
3. Motivasi
(motivation) : menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan
menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara
efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
4. Empati
(Empathy) : merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif
mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan orang
lain. Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan
orang lain.
5. Ketrampilan
sosial (social skills) : menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan
orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Dalam
berinteraksi dengan orang lain, ketrampilan ini dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, dan menyelesaikan perselisihan, serta
untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim.
Emotional intelligence tersebut sangat berpengaruh
dalam proses dan keberhasilan belajar. Hal ini karena belajar tidaklah semata
–mata persoaalan intelektual, tetapi juga emosional. Belajar tidak hanya
menyangkut interaksi peserta didik dengan buku-buku dan bahan pelajaran yang
mati, tetapi juga melibatkan hubungan manusiawi antara sesama peserta didik dan
antara peserta didik dengan guru. Di sinilah terletak pentingnya Emotional
Intelligence dalam belajar.
6.
Emosi Sebagai Radar Hati
Emosi
tercipta karena adanya gelombang spiritual elektromagnetik dan dipancarkan oleh
hati. Beberapa jenis respons
atau tanggapan dan termasuk dalam kategori emosi :
a) Marah,
ketika harga diri tergoncang
b) Kecewa,
ketika suara hati tidak sesuai dengan kenyataan
c) Sedih,
pada saat merasa kehilangan
d) Menangis,
ketika hati merasa tergetar
e) Bahagia,
ketika suara hati tersentuh
f) Merasa
damai, ketika suara hati menjadi kenyataan
g) Termotivasi,
ketika bersemangat untuk merealisasikan suara hati
h) Terdukung,
ketika merasakan bahwa harga diri terpenuhi
i)
Terhargai,
ketika merasakan bahwa harga diri terpenuhi
j)
Bangga, ketika
suara hati mencapai tujuan dan menjadi kenyataan
k) Terinspirasi,
saat teringat potensi diri
l)
Antusias, saat
diri merasa mampu atau merealisasikan suara hati
m) Merasa
aman, ketika suara hati terpenuhi
n) Kesal,
ketika sebuah kenyataan jauh dari suara hati
o) Menyesal,
ketika kesempatan atau mengaplikasikan suara hati terlewatkan
C.
Penutup
Demikianlah pembahasan kita tentang emosi, dan kecerdasan emosi. Telah
kita ketahui bahwa, betapa pentingnya mengetahui apa itu emosi, apa penyebab,
dampak, dan mengatasinya. Dan juga apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi.
Karena emosi sangat mempengaruhi pertumbuhan psikologi manusia. Dan kecerdasan
intelektual saja tidak cukup untuk menjadikan manusia sukses dan berhasil dalam
kehidupannya. Jika ada kesalahan dalam pembahasan ini kami mohon maaf. Semoga
kita bisa melengkapi kekurangan-kekurangan dalam makalah ini.
و السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
Daftar
Pustaka
Ø Djaali,
Prof. Dr. H, Psikologi Pendidikan, Bumi Askara
Ø Ari
Ginanjar Agustian, ESQ POWER, ARGA
Ø Mustaqim,
Drs. H, Psikologi Pendidikan, FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG,
2001
Ø http://www.infogue.com/viewstory/2009/10/21/kuasai_kecerdasan_emosi_anda_/?url=http://winbathin.blogspot.com/2009/10/kuasai-kecerdasan-emosi-anda.html
Ø Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
RSS Feed
Twitter
18.02
Unknown

Posted in
0 komentar :
Posting Komentar