Rabu, 22 Oktober 2014

PROPOSAL PTK
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Quantum Teaching pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Perilaku Terpuji di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes, Patuk, Gunungkidul

Disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah
Pengembangan Psikologi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Musthofa



Disusun oleh :
NAMA    : ANA DWI WAHYUNI
NIM       : 1320411111







PRODI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan akidah akhlak adalah upaya sadar dan menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam sehari-hari melalui keagamaan, bimbingan, pengajaran, latihan dan pembiasaan, dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan  penganut agama lain dalam  rangka mewujudkan  kesatuan dan  persatuan  bangsa[1] Maka dari itu pendidikan aqidah akhlak sangat penting dan dalam hal ini tidak lepas dari peran guru sebagai seorang pendidik.  
Tugas guru dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kemampuan belajat anak, mengembangkan kondisi belajar yang relevan agar tercipta suasana belajar secara wajar dengan penuh kegembiraan dan mengadakan pembatasan positif terhadap dirinya sebagai seorang pengajar.[2]
Dengan demikian, meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama  bagi guru. Guru adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman globalisasi ini. Guru dalam setiap pembelajaran  selain harus menguasai materi dituntut  menggunakan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya. Agar pendidikan dan pengajaran yang dipaparkan guru kepada anak didik memperoleh respons positif. Sehingga perlu adanya pula keseimbangan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.  
Berdasarkan  hasil observasi peneliti, metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah, sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi dan  murid mendengar memperhatikan serta mencatat tanpa ada variasi yang lain yang akhirnya membiasakan diri tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan pemecahan masalah yang efektif akan di bawah anak dalam kehidupan dimasyarakat. Sehingga fungsi guru sebagai fasilitator tidak berfungsi secara maksimal.
Selain itu dalam proses pembelajaran masih kurang menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk dapat  mempelajari serta mencerna isi atau materi pelajaran. Hal ini dapat diketahui masih ada siswa yang ketika dalam poses belajar mengajar berjalan-jalan ketika sedang berlangsungnya proses pembelajaran, serta bicara sendiri dengan temanya.
Mata  pelajaran Pendidikan  Aqidah  Akhlak  ini  kurang mendapat perhatian bahkan diremehkan oleh sebagaian siswa karena dianggap remeh. Untuk itu perlu diterapkan suatu cara alternatif guna meningkatkan minat bakat, dan motivasi siswa untuk mengembangkan potensi berkreativitas sehingga menghasilkan prestasi yang optimal. Salah satu alternatif yang digunakan adalah dengan mengubah metode pembelajaran yang menarik untuk mempelajari pendidikan Aqidah Akhlak yang menyenangkan dan lebih mudah difahami siswa serta meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belaja rmengajar Pendidikan Aqidah Akhlak. Maka dari itu siswa akan lebih banyak menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Cara penerapannya adalah dengan pendekatan Quantum Teaching dimana guru sebagai motifator yang dapa tmembangkitkan kesadaran siswa.
Tujuan dari Quantum Teaching ini adalah untuk menghindari dari suasanakegiatan pembelajaran yang menjenuhkan, dan tentunya memberi prestasi belajar yang gemilang terhadap siswa serta mencetak siswa yang tak hanya memiliki ketrampilan akademik tetapi juga memiliki ketrampilan hidup “life skill”. Dengan pendekatan ini diharapkan agar siswa lebih mudah  memahami mata pelajaran akidah akhlak khususnya materi perilaku terpuji sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar aqidah akhlak.
Mata pelajaran aqidah akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mendidik siswa untuk mampu melaksanakan amaliah-amaliah. Pada pendidikan aqidah  akhlak yang  menghendaki kepada siswa untuk dapat mengetahui, memahami dan  memperaktekkannya. Kemudian diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup siswa, baik perkataan  maupun amal perbuatan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu peneliti mengimplementasi pendekatan Quantum Teaching dalam pelajaran  aqidah akhlak akan meningkatkan pemahaman siswa dan akan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar aqidah akhlak. Sehingga dengan pendekatan ini siswa akan lebih  mudah  dalam  memahami  isi materi pelajaran dan tertarik untuk mendengarkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pemikiran di atas maka penerapan Quantum Teaching dalam  meningkatkan  pemahaman dan motivasi belajar siswa dalam proses belajarmengajar materi Pendidikan Agama Islam diharapkan bermanfaat. Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Quantum Teaching pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Perilaku Terpuji di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes, Patuk, Gunungkidul”
2.      Rumusan Masalah
Apakah penerapan pendekatan Quantum Teaching pada pelajaran aqidah akhlak materi perilaku terpuji di kelas VII  Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes  dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas?
3.      Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui upaya peningkatan  motivasi belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Ngembes  setelah diterapkannya pendekatan Quantum Teaching pada mata pelajaran aqidah akhlak  materi perilaku terpuji di kelas.
4.      Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi pengelolaan kegiatan pembelajaran, khususnya bagi guru yang mengajar Pendidikan Aqidah Akhlak dalam memilih dan menerapkan strategis, metode, atau media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan tanpa kekerasan tetapi dengan penuh kewibawaan dan penuh dengan kesenangan sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
B.     Kajian Teori
1.      Pendekatan Quantum Teaching
a.      Pengertian Pendekatan Quantum Teaching
Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu “ Quantum “ yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, Sedangkan “Teaching“ berarti mengajar. Dengan demikian Quantum Teaching adalah Orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar.[3] Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat mempengaruhi kesuksesan siswa. Dalam Quantum Teaching mengajarkan supaya setiap karakter dapat memiliki peran keterlibatan aktif murid dalam kegiatan pembelajaran dan membawa sukses dalam belajar.[4] Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas
Dalam Quantum Teaching berstandar pada konsep: Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.[5] Hal ini menunjukkan pentingnya guru memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Tindakan ini akan member izin guru untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran ilmu pengetahuan yang luas. Yaitu dengan cara mengaitkan apa-apa yang guru ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis.[6]  Sehingga guru dituntut untuk mengerti karakteristik siswa, kemampuan siswa, atau kecenderungan-kecenderungan siswa.  betapa pengajaran dalam Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.   
Dalam Quantum Teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya msing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasioanal, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berfikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis rumus dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama. Sedangkan otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran ini memerlukan kretifitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuan dan dimensi yang mengikat.[7]
2.      Motivasi Belajar
a.       Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah: M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.[8]
Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1)      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia.
2)      Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3)      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.[9]
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatanbelajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
b.      Jenis-jenis Motivasi Belajar
Adapun jenis-jenis motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1)      Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a)      Adanya kebutuhan
b)      Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c)      Adanya cita-cita atau aspirasi.
2)      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orangtua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.[10]
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adaanya usaha yang tekun dan didasari oleh adanya motivasi, maka peserta didik akan mempunyai  prestasi baik
C.    Hipotesis
Dengan  melakukan penerapan pendekatan Quantum Teaching  dapat dicapai peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah-Akhlak materi perilaku terpuji kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes, Patuk, Gunungkidul .
D.    Kerangka Pikir
Kondisi awal :        Nilai ulangan semester 1 kelas VII rendah. Peneliti merasa bahwa penyebab utama  adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi ini dapat dilihat ketika dalam poses belajar mengajar siswa berjalan-jalan ketika sedang berlangsungnya proses pembelajaran, serta bicara sendiri dengan temanya sehingga siswa cenderung tidak memperhatikan ketika pembelajaran di dalam kelas.
Tindakan  :   Pada saat pertemuan guru menjelaskan bahwa pada saat pembelajaran mengharuskan mereka untuk dapat memahami apa yang dipelajari. Untuk dapat memahaminya, Guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran yang menyenangkan, pemutaran video atau film, puzzel, diskusi dan diselingi dengan permainan.
Kondisi akhir :   Kondisi akhir yang diharapkan adalah siswa yang mempunyai motivasi  belajar yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran yang tinggi.

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru telah menggunakan metode ceramah namun hasil ulangan harian masih kurang memuaskan

Hasil ulangan harian aqidah-akhlak  masih banyak yang remedial

Pembelajaran menggunakan
Metode Quantum Teaching.

Siklus  1

Siklus  2

Meningkatnya motivasi belajar siswa kelas VII MTs Yappi Ngembes  

Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir
Dalam skema digambarkan sebagai berikut:










E.     Metodologi Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yakni penelitian yang berhubungan dengan proses pembelajaran di kelas dengan tujuan sebagai proses untuk perbaikan, peningkatan dan perubahan pembelajaran ke arah yang lebih baik dengan menemukan model dan prosedur tindakan yang menjamin upaya pemecahan masalah yang serupa.
PTK selama ini diyakini sebagai salah satu wahana perbaikan dan pengembangan pendidikan. Guru memiliki peran sebagai agen pembelajaran, sehingga mereka harus bertanggung jawab terhadap kualitas pembelajaran di kelas dan sekolah.
Dalam penelitian ini yang akan diperbaiki dalam pembelajaran adalah motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Metode tersebut dimaksudkan untuk membuat siswa menjadi senang, sehingga siswa tidak bosan dengan mata pelajaran Akidah-akhlak.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Apakah pembelajaran Aqidah akhlak dengan  pendekatan Quantum Teaching mampu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes?”.
Penelitian langsung di dalam kelas untuk memperoleh data selengkap–lengkapnya tentang motivasi belajar siswa di VII Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes. Peneliti sebagai partisipan aktif  dalam rangka melakukan kegiatan penelitian yaitu dengan mendengar, mengamati, bertanya, mencatat, menghayati, berpikir, dan menarik inferensi dari data – data yang diperoleh dan lebih fokus tentang pembelajaran dengan pendekatan Quantum Teaching akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.      Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di VII Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes, Gunungkidul  yang merupakan sekolah Islam  dibawah naungan Kementrian Agama, yang beralamatkan di dusun Ngembes desa Pengkok Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Pemilihan tempat ini didasarkan dengan pertimbangan di VII Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes yang siswanya kurang tertarik dengan mata pelajaran aqidah-akhlak materi akhlak terpuji.
3.      Subjek Penellitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes yang beragama islam dengan  berjumlah 16 orang, terdiri orang  6 laki-laki, 10  orang perempuan dengan alasan bahwa motivasi belajar siswa tersebut masih rendah.
4.      Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah mata pelajaran aqidah-akhlak materi perilaku terpuji. Hal ini  sesuai dengan kenyataan bahwa guru masih menggunakan metode ceramah  dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa kadang merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran. Selain itu masih ditemukan siswa yang  ribut dengan temannya sendiri  sehingga siswa tidak memperhatikan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.  .
Dengan demikian perlu adanya inovasi metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Salah satu yang dapat meningkatkan motivasi  siswa yaitu dengan model pembelajaran Quantum Teaching .
5.      Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah dari siswa dan Guru. Sedangkan data berasal dari informasi yang diperoleh dari angket siswa, hasil observasi,wawancara, dan dokumentasi di kelas VII Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes
6.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi observasi, wawacara, dan dokumentasi. Adapun secara singkat diuraikan sebagai berikut:
a.    Observasi
Jenis metode observasi yang digunakan adalah observasi partisipan yaitu peneliti sebagai guru dan observer. Metode Observasi partisipan digunakan untuk mengamati secara langsung situasi dan situasi di Madrasah Tsanawiyah  Yappi Ngembes  dalam  praktek kehidupan  sehari-hari yang mengarah kepada inplementasi pendekatan Quantum Teaching untuk mengamati  motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran aqidah-akhlak.
b.   Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, guru mata pelajaran aqidah-akhlak, dan pada siswa yang berguna untuk mencari data tentang  motivasi belajar  siswa.
c.    Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari sumber tertulis (arsip dan dokumen resmi), foto-foto, dan data statistik.
d.   Angket
Angket digunakan untuk mempermudah peneliti dalam mendapatkan data kepada responden. Angket ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan respon siswa dengan pembelajaran aqidah-akhlak di kelas.

7.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan  menggunakan teknik deskriptif  kuantitatif dan kualitatif.
Rumus :
                        P = F/N x 100%
Keterangan :
P : jumlah nilai (%)
F : frekuensi
N : jumlah siswa keseluruhan dalam kelas[11]
8.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan terhadap tindakan ini dapat diketahui dengan adanya tanda perubahan kearah yang lebih baik dan keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan penerapan
9.      Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Direncanakan terdiri dari  2  siklus, meskipun tidak menutup kemungkinan lebih dari 2 siklus. Secara garis besar rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan mengikuti pada skema yang dikembangkan pada Kemmis & Taggart. Pada model ini tindakan dan pengamatan dijadikan satu. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, kedua hal tersebut dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu. Dalam model ini, siklus diartikan sebagai untaian satu perangkat yang terdiri dari satu komponen yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Bentuk desain dari Kemmis & Taggart dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Dilanjutkan kesiklus berikutnya

Pengamatan/pengumpulan data II


Refleksi II



Pelaksanaan  tindakan II

Siklus I

Permasalah baru
 hasil refleksi

Refleksi I

Perencanaan tindakan II


Pelaksanaan  tindakan I

Perencanaan tindakan

Permasalahan
Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Kemis dan Targgart)



Pengamatan/pengumpulan data I

Apabila permasalan belum terselesaikan
 











Gambar 2  Desain PTK Menurut Kemmis & Taggart
Adapun Tahap-tahap penelitian tindakan kelas pada penelitian ini adalah :
a.         Siklus I
Langkah-langkah dalam Siklus I terdiri dari persiapan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting).
1)        Persiapan (Planning)
Pada tahap persiapan ini, peneliti menyiapkan hal sebagi berikut:
a)    Melakukan peninjauan ulang terhadap perangkat pembelajaran yang memuat : Rencana Proses Pembelajaran (RPP), modul pembelajaran, lembar kerja peserta didik, perangkat evaluasi peserta didik. Peneliti menyiapkan lembar pengamatan dan melakukan koordinasi dengan guru yang bersangkutan.
b)   Perangkat pembelajaran harus memuat tentang prinsip-prinsip motivasi belajar peserta didik.
c)    Menetapkan langkah-langkah pembelajaran dengan prinsip Quantum Teaching.
d)   Lembar kerja peserta didik
2)        Pelaksanaan (acting)
Guru didampingi oleh peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah strategi pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a)        Guru memberikan pengantar pembelajaran.
b)        Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
c)        Pemutaran film tentang laskar pelangi
d)       Siswa menganalisi lewat diskusi kelompok.
e)        Megkonfirmasikan lewat presentasi.
f)         Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
g)        Guru memberikan klarifikasi kepada peserta didik.
h)        Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran ini.


3)        Pengamatan (observating)
Dalam melakukan pengamatan, guru dan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a)      Melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang digunakan sebagai dasar pengamatan terhadap indikator yang diamati.
b)      Pada aspek kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi peserta didik. Pengamatan terhadap evaluasi pembelajaran dilakukan pada setiap akhir siklus penelitian maupun dalam proses pembelajaran.
c)      Pada aspek kegiatan pembelajaran dengan mengamati antusiasme dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
d)     Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi, yang meliputi aktifitas peserta didik yang diukur dengan menggunakan lembar observasi aktifitas peserta didik, lembar observasi aktifitas guru yang digunakan untuk mengetahui aktifitas guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran Quantum Teaching.
4)        Refleksi (reflection)
a)      Guru dan peneliti mendiskusikan hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
b)      Peneliti sebagai observer bersama guru kelas VII berkolaborasi merencanakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya sehingga dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pada siklus berikutnya.
b.         Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II secara prosedural sama dengan pelaksanaan siklus I. Langkah-langkah pelaksanaan pada siklus II ditekankan pada proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1)   Perencanaan (planning)
Meninjau dengan seksama perangkat pembelajaran yang meliputi RPP sampai pada lembar evaluasi peserta didik yang telah direvisi pada siklus I.
2)   Pelaksanaan (acting)
Guru didampingi oleh peneliti melaksanakan proses pembelajaran Quantum Teaching sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan hasil evaluasi RPP dari siklus I. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran p ada siklus II sama dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hanya saja media pembembelajarannya yang disempurnakan dengan menambah kesan warna.
a)      Guru memberikan pengantar pembelajaran.
b)      Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
c)      Puzzle yang berisi soal-soal
d)     Guru membagikan kepada masing-masing kelompok dengan soal yang bervariasi.
e)      Siswa diskusi kelompok.
f)       Megkonfirmasikan lewat presentasi.
g)      Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi.
i)          Guru memberikan klarifikasi kepada peserta didik.
j)          Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran ini.
3)   Pengamatan (obervation)
Guru didampingi oleh peneliti sebagai observer melakukan pengamatan dengan prosedur yang sama pada siklus I.
4)   Refleksi (reflection)
Refleksi pada siklus II ini merupakan penyempurnaan terhadap perangkat pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran Quantum Teaching pada pokok bahasan memahami Akhlak Terpuji  Penyempurnaan terhadap hasil refleksi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik yang berdampat pada hasil belajar yang baik.
10.  Kolabolator
Jenis penelitian ini adalah PTK. Penelitian tindakan yang ideal seharusnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan, karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektifitas pengamatan serta mutu kecermatan yang dilakukan. Dalam penelitian kolaboratif harus ada kolaborator, yaitu orang yang membantu kerja sama untuk melakukan penelitian agar berhasil dengan baik. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru agama VII, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Dalam penelitian kolaborasi ini pihak yang melakukan tindakan adalah guru agama Islam MTs Jam’ul Mu’awanah yaitu Ibu Siti Masithoh, S.Ag sebagai Kolaborator (teman sejawat) sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti sebagai observer.











DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Ali, Mumahammad Daud 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Grafindo Persada.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta.          
Deporter, Bobbi dkk. 2001. Quantum Teaching (mempraktekkan Quantum Teaching Learning di dalam kelas-kelas). Bandung: Kaifa
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar . Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mulyasa.2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nata , Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada Media
Nursisto. 2002. Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah. Yogyakarta : InsanCendekia
Sardiman.2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sudijono, Anas (2008) Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Perseda.
Quantum Teaching, Mengoptimalkan Potensi Diri. http: // www,smu.net.com/main. Php? Act =re& xkd=17
Wlodkowski, Raymond j. 2004. Hasrat Untuk Belajar .Yogyakarta : PustakaPelajar





[1] Mumahammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 2002), hlm. 199
[2] Supribadi saputro. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran Umum. (Malang: IKIP Malang, 1993), hlm. 4
[3] Bobbi Deporter, dkk. Quantum Teaching (mempraktekkan Quantum Teaching Learning di dalam kelas-kelas).(Bandung: Kaifa), hlm 5
[4] Nata , Abuddin. Manajemen Pendidikan,( Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 38
[5] Bobbi Deporter, dkk. Op.Cit.hlm. 6
[6] Siti Insiah. Skripsi Penerapan Quantum Teaching Dalam meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1. (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2009) hlm. 27-28
[7] Ibid.,

[8] Sardiman. Paradigma Pendidikan Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 73
[9] Ibid.,


[10] Sardiman, A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
   2007), hlm,89-91
[11] Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan.(Jakarta: Raja Grafindo Perseda, 2008), hlm. 43