Perkembangan Hadits pada masa Tabi’in
Menurut ulama Hadits, tabi’in adalah orang yang bertemu
dengan satu orang sahabat atau lebih. Para Imam sependapat bahwa akhir masa
tabi’in adalah tahun 150 H, sedangkan masa atba’ al-tabi’in adalah 220 H.
1.
Periwayatan Hadits pada masa Tabi’in
Pada masa tabi’in Islam sudah menyebar ke
berbagai Negara bahkan pada tahun 93 H, Islam sudah sampai ke Spanyol. Hal ini
karena Sahabat berangkat untuk mengemban tugas pemerintahan ataupun keagamaan
ke Negara-negara sekitar Jazirah Arab.
Hadits yang diterima para tabi’in dari gurunya
(para Sahabat) pada umumnya dalam bentuk catatan-catatan ataupun hafalan dan
periwayatannya pun tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh para Sahabat.
Adapun para tokoh Hadits dikalangan tabi’in
antara lain:
a. Di Madinah : Sa’id bin al-Musyyab, Urwah bin
Zubair dll
b. Di Makkah : Ikrimah Maula Ibnu Abbas, Mujahid
bin Jabr dll
c. Di Kufah : Abdul Malik bin Umair, Ibrahim
al-Nakha’I dll
d. Di Syiria (Syam) : Abu Sulaiman al-Darani, Abu
Idris al-Khulani dll
e. Di Mesir : Umar bin al-Harits, Abdullah bin
Sulaiman dll
f. Di Yaman : Hammam bin Munabbih, Ma’mar bin
Rasyid dll.[1]
2.
Pergolakan Politik dan Pemalsuan Hadits
Pada masa tabi’in terdapat pergolakan politik
sebagai akibat atau kelanjutan pergolakan politik yang terjadi pada masa Ali
bin Abi Thalib yang telah memecahkan umat Islam menjadi beberapa golongan
seperti: Khawarij, Syiah, Mu’awiyah dan golongan-golongan lain.
Hal ini baik disadari ataupun tidak telah
mempengaruhi perkembangan Hadits pada saat itu yang berdampak positif maupun
negatif. Diantaranya:
a. Dari segi negatif : munculnya Hadits-Hadits
palsu demi kepentingan politik atau golongan masing-masing.
b. Dari segi positif : adanya sebuah upaya dalam
penyelamatan dari pemusnahan dan pemalsuan Hadits.
0 komentar :
Posting Komentar