Kamis, 12 Maret 2015


Perkembangan Hadits pada masa Tabi’in
Menurut ulama Hadits, tabi’in adalah orang yang bertemu dengan satu orang sahabat atau lebih. Para Imam sependapat bahwa akhir masa tabi’in adalah tahun 150 H, sedangkan masa atba’ al-tabi’in adalah 220 H.
1.      Periwayatan Hadits pada masa Tabi’in
Pada masa tabi’in Islam sudah menyebar ke berbagai Negara bahkan pada tahun 93 H, Islam sudah sampai ke Spanyol. Hal ini karena Sahabat berangkat untuk mengemban tugas pemerintahan ataupun keagamaan ke Negara-negara sekitar Jazirah Arab.
Hadits yang diterima para tabi’in dari gurunya (para Sahabat) pada umumnya dalam bentuk catatan-catatan ataupun hafalan dan periwayatannya pun tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh para Sahabat.
Adapun para tokoh Hadits dikalangan tabi’in antara lain:
a.       Di Madinah : Sa’id bin al-Musyyab, Urwah bin Zubair dll
b.      Di Makkah : Ikrimah Maula Ibnu Abbas, Mujahid bin Jabr dll
c.       Di Kufah : Abdul Malik bin Umair, Ibrahim al-Nakha’I dll
d.      Di Syiria (Syam) : Abu Sulaiman al-Darani, Abu Idris al-Khulani dll
e.       Di Mesir : Umar bin al-Harits, Abdullah bin Sulaiman dll
f.       Di Yaman : Hammam bin Munabbih, Ma’mar bin Rasyid dll.[1]
2.      Pergolakan Politik dan Pemalsuan Hadits
Pada masa tabi’in terdapat pergolakan politik sebagai akibat atau kelanjutan pergolakan politik yang terjadi pada masa Ali bin Abi Thalib yang telah memecahkan umat Islam menjadi beberapa golongan seperti: Khawarij, Syiah, Mu’awiyah dan golongan-golongan lain.
Hal ini baik disadari ataupun tidak telah mempengaruhi perkembangan Hadits pada saat itu yang berdampak positif maupun negatif. Diantaranya:
a.       Dari segi negatif : munculnya Hadits-Hadits palsu demi kepentingan politik atau golongan masing-masing.
b.      Dari segi positif : adanya sebuah upaya dalam penyelamatan dari pemusnahan dan pemalsuan Hadits.

0 komentar :

Posting Komentar