Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan
Islam
Pembahasan
ini akan menampilkan contoh-contoh ayat Al Qur’an, hadis Nabi, maupun perkataan
sahabat Nabi yang dapat dipandang sebagai prinsip-prinsip dasar Manajemen
Pendidikan Islam. Sumber-sumber prinsip tersebut bersifat normatif-inspiratif
yang membutuhkan tindak lanjut berupa pemahaman secara kontekstual.
Adapun contoh-contoh ayat Al Qur’an, hadis Nabi, maupun pernyataan sahabat
dapat dipaparkan sebagai berikut:[1]
1.
Qs. Al Hasyr
ayat 18
öÝàZtFø9ur
Ó§øÿtR
$¨B
ôMtB£s%
7tóÏ9
(
Artinya: Dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
Menurut Muhammad Ali al-Shabuni, vang dimaksud dengan wal
tandzur nafsun maa qoddamat lighad adalah hendaknya masing-masing individu
memerhatikan amal-amal saleh apa yang diperbuat untuk menghadapi Hari Kiamat.
Ayat ini memberi pesan kepada orang-orang yang beriman untuk
memikirkan masa depan. Dalam bahasa manajemen, pemikiran masa depan yang
dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis ini disebut perencanaan atau planning.
Perencanaan ini berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target-target dan
hasil-hasilnya di masa depan sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan dengan tertib.
2.
Perkataan
(qawl) Sayyidina Ali bin Abu Thalib
Sayyidina Ali bin Abu Thalib berkata: “Kebenaran yang tidak
terorganisasi dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi”.
Perkataan ini mengingatkan kita pada urgensi berorganisasi dan
ancaman pada kebenaran yang tidak diorganisasi melalui langkah-langkah yang
konkret dan strategi-strategi yang mantap. Maka, perkumpulan apa pun yang
menggunakan identitas Islam, tidak memiliki garansi jika tidak diorganisasi
dengan baik.
Perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini menginspirasi pendidikan
berorganisasi. Dari sisi dakwah, organisasi memayungi manajemen, yang berarti
organisasi lebih luas daripada manajemen. Akan tetapi, dari sisi fungsi,
organisasi merupakan bagian dari fungsi manajemen, yang berarti organisasi
lebih sempit daripada manajemen.
3.
Hadis
riwayat Ibnu Majah
Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Berikanlah
gaji/upah pegawai sebelum kering keringatnya”
Hadis ini memerintahkan untuk memberi gaji, upah, insentif, atau
honorarium kepada pekerja atau pegawai secepat mungkin (sebelum kering keringatnya).
Maksudnya, sistem penggajian pegawai seharusnya dilakukan secara langsung, tanpa
menunggu satu bulan sekali atau satu semester sekali.
Hadis di atas berisi pendidikan penghargaan, dan dalam mengelola
suatu lembaga, termasuk lembaga pendidikan Islam, penghargaan ini sangat
kondusif untuk mewujudkan kepuasan pegawai yang selanjutnya mampu membangkitkan
tanggung jawab dan kedisiplinan
4.
Qs.
As-Shaff ayat 2-3
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
zNÏ9
cqä9qà)s?
$tB
w
tbqè=yèøÿs?
ÇËÈ
uã92
$ºFø)tB
yYÏã
«!$#
br&
(#qä9qà)s?
$tB
w
cqè=yèøÿs?
ÇÌÈ
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Ayat ini menyentuh persoalan kesesuaian antara perkataan dengan
perbuatan yang sekarang populer dengan istilah konsistensi. Sikap konsisten
bagi manajer adalah suatu keharusan sebab dia adalah pemimpin yang dianut oleh
bawahannya.
Beberapa contoh di atas adalah sebagai prinsip-prinsip dasar
manajemen pendidikan Islam. Untuk mentransformasikan pesan ayat, hadis
maupun qawl sahabat tersebut menjadi teori atau kaidah-kaidah manajemen
pendidikan Islam.
0 komentar :
Posting Komentar