PROPOSAL PTK
Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Quantum Teaching pada Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak Materi Perilaku Terpuji di
Kelas VII
Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes, Patuk, Gunungkidul
Disusun
guna memenuhi tugas dari mata kuliah
“Pengembangan Psikologi Pendidikan Islam”
Dosen
Pengampu : Dr. Musthofa
Disusun
oleh :
NAMA : ANA DWI WAHYUNI
NIM : 1320411111
PRODI
PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan akidah akhlak adalah upaya sadar dan menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlak mulia dalam sehari-hari melalui keagamaan, bimbingan,
pengajaran, latihan dan pembiasaan, dalam kehidupan masyarakat yang majemuk
dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah dan
peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan
persatuan bangsa[1] Maka dari itu pendidikan
aqidah akhlak sangat penting dan dalam hal ini tidak lepas dari peran guru
sebagai seorang pendidik.
Tugas guru
dalam rangka optimalisasi proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator
yang mampu mengembangkan kemampuan belajat anak, mengembangkan kondisi belajar
yang relevan agar tercipta suasana belajar secara wajar dengan penuh
kegembiraan dan mengadakan pembatasan positif terhadap dirinya sebagai seorang
pengajar.[2]
Dengan demikian, meningkatkan
mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam
pendidikan terutama bagi guru. Guru adalah orang yang paling
berperan dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman
globalisasi ini. Guru dalam setiap pembelajaran selain harus menguasai materi dituntut menggunakan pendekatan, metode, dan strategi
pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya. Agar
pendidikan dan pengajaran yang dipaparkan guru kepada anak didik memperoleh
respons positif. Sehingga perlu adanya pula
keseimbangan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan hasil observasi
peneliti, metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah,
sehingga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi dan murid mendengar memperhatikan serta mencatat
tanpa ada variasi yang lain yang akhirnya membiasakan diri tidak kreatif dalam
mengemukakan ide-ide dan pemecahan masalah yang efektif akan di bawah anak
dalam kehidupan dimasyarakat. Sehingga fungsi guru sebagai fasilitator tidak berfungsi secara
maksimal.
Selain itu
dalam proses pembelajaran masih kurang menciptakan suasana kondusif dan
menyenangkan bagi siswa untuk dapat mempelajari serta mencerna isi atau materi pelajaran. Hal ini dapat
diketahui masih ada siswa yang ketika dalam poses belajar mengajar
berjalan-jalan ketika sedang berlangsungnya proses pembelajaran, serta bicara
sendiri dengan temanya.
Mata pelajaran Pendidikan Aqidah Akhlak
ini kurang mendapat perhatian bahkan diremehkan
oleh sebagaian siswa karena dianggap remeh. Untuk itu perlu diterapkan suatu
cara alternatif guna meningkatkan minat
bakat, dan motivasi siswa untuk mengembangkan potensi berkreativitas sehingga
menghasilkan prestasi yang optimal. Salah satu alternatif yang digunakan adalah
dengan mengubah metode pembelajaran yang menarik untuk mempelajari pendidikan Aqidah
Akhlak yang menyenangkan dan lebih mudah difahami siswa serta meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam proses belaja rmengajar Pendidikan Aqidah Akhlak.
Maka dari itu siswa akan lebih banyak menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Cara penerapannya adalah dengan pendekatan Quantum
Teaching dimana guru sebagai motifator yang dapa tmembangkitkan
kesadaran siswa.
Tujuan dari Quantum Teaching ini adalah untuk menghindari
dari suasanakegiatan pembelajaran yang menjenuhkan, dan tentunya memberi
prestasi belajar yang gemilang terhadap siswa serta mencetak siswa yang tak hanya
memiliki ketrampilan akademik tetapi juga memiliki ketrampilan hidup “life
skill”. Dengan pendekatan ini diharapkan agar siswa lebih mudah memahami mata pelajaran akidah akhlak
khususnya materi perilaku terpuji sekaligus dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam proses belajar mengajar aqidah akhlak.
Mata pelajaran aqidah
akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mendidik
siswa untuk mampu melaksanakan amaliah-amaliah. Pada pendidikan aqidah akhlak yang menghendaki kepada siswa untuk dapat
mengetahui, memahami dan memperaktekkannya. Kemudian diimplementasikan dalam bentuk sikap
hidup siswa, baik perkataan maupun amal perbuatan dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari.
Maka dari itu peneliti mengimplementasi pendekatan Quantum
Teaching dalam pelajaran aqidah akhlak
akan meningkatkan pemahaman siswa dan akan meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam proses belajar mengajar aqidah akhlak. Sehingga dengan
pendekatan ini siswa akan lebih mudah dalam memahami isi materi pelajaran dan
tertarik untuk mendengarkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
pemikiran di atas maka penerapan Quantum Teaching dalam meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa dalam proses belajarmengajar
materi Pendidikan Agama Islam diharapkan bermanfaat. Berangkat dari latar
belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Quantum Teaching pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Perilaku Terpuji di Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Yappi Ngembes, Patuk, Gunungkidul”
2.
Rumusan Masalah
Apakah penerapan pendekatan Quantum
Teaching pada pelajaran aqidah akhlak materi perilaku terpuji di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas?
3.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui
upaya peningkatan motivasi belajar siswa
kelas VII Madrasah Tsanawiyah Ngembes setelah diterapkannya pendekatan Quantum
Teaching pada mata pelajaran aqidah akhlak materi perilaku terpuji di kelas.
4.
Manfaat Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi pengelolaan kegiatan pembelajaran,
khususnya bagi guru yang mengajar Pendidikan Aqidah Akhlak dalam memilih dan
menerapkan strategis, metode, atau media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
dengan tanpa kekerasan tetapi dengan penuh kewibawaan dan penuh dengan
kesenangan sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
B. Kajian Teori
1.
Pendekatan Quantum Teaching
a.
Pengertian Pendekatan
Quantum Teaching
Quantum Teaching berasal dari dua kata yaitu “ Quantum “ yang
berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, Sedangkan “Teaching“
berarti mengajar. Dengan demikian Quantum Teaching adalah Orkestrasi
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam
dan sekitar momen belajar.[3] Interaksi-interaksi ini
mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang dapat mempengaruhi kesuksesan
siswa. Dalam Quantum Teaching mengajarkan supaya setiap karakter dapat
memiliki peran keterlibatan aktif murid dalam kegiatan pembelajaran dan membawa
sukses dalam belajar.[4] Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan
cara menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya
melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas
Dalam Quantum
Teaching berstandar
pada konsep: Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke
dunia mereka.[5]
Hal ini menunjukkan pentingnya guru memasuki dunia murid sebagai langkah
pertama. Tindakan ini akan member izin guru untuk memimpin, menuntun, dan
memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran ilmu pengetahuan yang luas. Yaitu
dengan cara mengaitkan apa-apa yang guru ajarkan dengan sebuah peristiwa,
pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik,
musik, seni, rekreasi, atau akademis.[6] Sehingga guru dituntut untuk mengerti
karakteristik siswa, kemampuan siswa, atau kecenderungan-kecenderungan siswa. betapa pengajaran dalam Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari
siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan
hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dalam Quantum
Teaching kita dapat
mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada
fungsinya msing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi,
dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasioanal, beralasan dengan pertimbangan
yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berfikir mengenai
hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada
garis rumus dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama. Sedangkan
otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.
Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran ini memerlukan kretifitas,
orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai,
kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri
dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan
segala ukuan dan dimensi yang mengikat.[7]
2.
Motivasi Belajar
a.
Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi
merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian
prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan
istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan
motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah
tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu atau
seperti dikatakan oleh Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of
Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku
atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif
adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan
demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang
dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Adapun pengartian motivasi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan
yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan
sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat
para ahli tentang definisi motivasi diantaranya adalah: M. Alisuf Sabri,
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. WS Winkel,
motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif
pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau dihayati. Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.[8]
Menurut MC.
Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan
didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat
pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat
disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan,
maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1)
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan
energi di dalam system "neurophysiological" yang ada pada
organisme manusia.
2)
Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling",
afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3)
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.[9]
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatanbelajar yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.
b.
Jenis-jenis
Motivasi Belajar
Adapun jenis-jenis motivasi belajar di sekolah
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1)
Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Dalam buku
lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang
atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin
memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a)
Adanya kebutuhan
b)
Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c)
Adanya cita-cita atau aspirasi.
2)
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk
motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar
untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian
dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orangtua, guru
dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang
dapat mendorong siswa untuk belajar.[10]
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adaanya usaha yang tekun dan
didasari oleh adanya motivasi, maka peserta didik akan mempunyai prestasi baik
C.
Hipotesis
Dengan melakukan penerapan pendekatan Quantum
Teaching dapat dicapai peningkatan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah-Akhlak materi perilaku
terpuji kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes, Patuk, Gunungkidul .
D.
Kerangka Pikir
Kondisi awal : Nilai ulangan semester 1 kelas VII rendah. Peneliti merasa bahwa penyebab utama adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Rendahnya motivasi ini dapat dilihat ketika dalam poses belajar mengajar siswa berjalan-jalan ketika sedang berlangsungnya proses pembelajaran, serta
bicara sendiri dengan temanya
sehingga siswa cenderung tidak memperhatikan ketika pembelajaran di dalam
kelas.
Tindakan : Pada saat pertemuan guru menjelaskan bahwa pada
saat pembelajaran mengharuskan
mereka untuk dapat memahami apa yang dipelajari. Untuk dapat memahaminya, Guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran yang
menyenangkan, pemutaran
video atau film, puzzel, diskusi dan diselingi dengan permainan.
Kondisi akhir : Kondisi akhir yang diharapkan adalah siswa yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari nilai siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran yang
tinggi.
Kondisi Awal
|
Tindakan
|
Kondisi
Akhir
|
Guru telah menggunakan metode
ceramah namun hasil ulangan
harian masih kurang memuaskan
|
Hasil ulangan harian
aqidah-akhlak masih banyak yang remedial
|
Pembelajaran menggunakan
Metode
Quantum Teaching.
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
Meningkatnya motivasi belajar siswa kelas VII MTs Yappi Ngembes
|
Gambar
1 Skema Kerangka Berpikir
|
E.
Metodologi Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas, yakni penelitian yang berhubungan dengan
proses pembelajaran di kelas dengan tujuan sebagai proses untuk perbaikan,
peningkatan dan perubahan pembelajaran ke arah yang lebih baik dengan menemukan
model dan prosedur tindakan yang menjamin upaya pemecahan masalah yang serupa.
PTK selama ini
diyakini sebagai salah satu wahana perbaikan dan pengembangan pendidikan. Guru
memiliki peran sebagai agen pembelajaran, sehingga mereka harus bertanggung
jawab terhadap kualitas pembelajaran di kelas dan sekolah.
Dalam
penelitian ini yang akan diperbaiki dalam pembelajaran adalah motivasi belajar
siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Metode tersebut dimaksudkan untuk membuat siswa menjadi senang, sehingga siswa tidak bosan dengan mata
pelajaran Akidah-akhlak.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan “Apakah pembelajaran Aqidah akhlak dengan pendekatan Quantum Teaching mampu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Yappi Ngembes?”.
Penelitian langsung di dalam kelas untuk memperoleh data selengkap–lengkapnya tentang motivasi belajar siswa di VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes. Peneliti sebagai partisipan aktif dalam rangka melakukan kegiatan penelitian
yaitu dengan mendengar, mengamati, bertanya, mencatat, menghayati, berpikir,
dan menarik inferensi dari data – data yang diperoleh dan lebih fokus tentang pembelajaran dengan pendekatan
Quantum Teaching akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes, Gunungkidul yang merupakan sekolah Islam dibawah naungan Kementrian Agama, yang beralamatkan di dusun
Ngembes
desa Pengkok Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Pemilihan
tempat ini didasarkan dengan pertimbangan di VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes yang siswanya kurang tertarik dengan mata pelajaran aqidah-akhlak materi akhlak terpuji.
3. Subjek Penellitian
Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes yang beragama islam dengan
berjumlah 16 orang, terdiri
orang 6 laki-laki, 10 orang perempuan dengan alasan bahwa motivasi
belajar siswa tersebut masih rendah.
4. Obyek
Penelitian
Obyek
penelitian ini adalah mata pelajaran aqidah-akhlak materi perilaku terpuji. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa guru masih menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa, sehingga siswa kadang merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran.
Selain itu masih
ditemukan siswa yang ribut dengan
temannya sendiri sehingga siswa tidak
memperhatikan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru. .
Dengan demikian perlu adanya inovasi metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran tersebut. Salah satu yang
dapat meningkatkan motivasi siswa yaitu
dengan model pembelajaran Quantum Teaching .
5. Data dan Sumber Data
Sumber data
dalam penelitian ini adalah dari siswa dan Guru. Sedangkan data berasal dari informasi yang diperoleh dari angket siswa, hasil
observasi,wawancara, dan dokumentasi di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Yappi Ngembes
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi observasi,
wawacara, dan dokumentasi. Adapun secara singkat diuraikan sebagai berikut:
a.
Observasi
Jenis metode observasi yang digunakan adalah observasi
partisipan yaitu peneliti sebagai guru dan observer. Metode Observasi
partisipan digunakan untuk mengamati secara langsung situasi dan situasi di Madrasah Tsanawiyah Yappi
Ngembes dalam praktek kehidupan sehari-hari yang mengarah kepada inplementasi
pendekatan Quantum Teaching untuk mengamati
motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran aqidah-akhlak.
b.
Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
terpimpin. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, guru mata
pelajaran aqidah-akhlak, dan pada siswa yang berguna untuk mencari data
tentang motivasi belajar siswa.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari sumber tertulis (arsip
dan dokumen resmi), foto-foto, dan data statistik.
d. Angket
Angket digunakan untuk mempermudah peneliti dalam
mendapatkan data kepada responden. Angket ini berisi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan respon siswa dengan pembelajaran aqidah-akhlak di kelas.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan untuk menganalisis data-data yang telah
berhasil dikumpulkan menggunakan teknik
deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Rumus :
P
= F/N x 100%
Keterangan :
P : jumlah nilai (%)
F : frekuensi
N : jumlah siswa keseluruhan dalam kelas[11]
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan terhadap tindakan ini dapat diketahui dengan adanya tanda perubahan kearah
yang lebih baik dan keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dengan penerapan
9. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas. Direncanakan terdiri dari 2 siklus, meskipun tidak menutup kemungkinan
lebih dari 2 siklus. Secara garis besar rancangan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dilakukan mengikuti pada skema yang dikembangkan pada Kemmis &
Taggart. Pada model ini tindakan dan pengamatan dijadikan satu. Hal ini sesuai
dengan kenyataan bahwa kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Dengan kata
lain, kedua hal tersebut dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu. Dalam model
ini, siklus diartikan sebagai untaian satu perangkat yang terdiri dari satu
komponen yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Bentuk desain
dari Kemmis & Taggart dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Dilanjutkan kesiklus berikutnya
|
Pengamatan/pengumpulan data II
|
Refleksi II
|
Pelaksanaan tindakan II
|
Siklus I
|
Permasalah baru
hasil refleksi
|
Refleksi I
|
Perencanaan tindakan II
|
Pelaksanaan tindakan I
|
Perencanaan tindakan
|
Permasalahan
|
Pengamatan/pengumpulan data I
|
Apabila permasalan belum terselesaikan
|
Gambar 2 Desain
PTK Menurut Kemmis & Taggart
Adapun
Tahap-tahap penelitian tindakan kelas pada penelitian ini adalah :
a.
Siklus I
Langkah-langkah
dalam Siklus I terdiri dari persiapan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting).
1)
Persiapan (Planning)
Pada
tahap persiapan ini, peneliti menyiapkan hal sebagi berikut:
a)
Melakukan peninjauan ulang terhadap perangkat pembelajaran yang
memuat : Rencana Proses Pembelajaran (RPP), modul pembelajaran, lembar kerja
peserta didik, perangkat evaluasi peserta didik. Peneliti menyiapkan lembar
pengamatan dan melakukan koordinasi dengan guru yang bersangkutan.
b)
Perangkat pembelajaran harus memuat tentang prinsip-prinsip
motivasi belajar peserta didik.
c)
Menetapkan langkah-langkah pembelajaran dengan prinsip Quantum Teaching.
d)
Lembar kerja peserta didik
2)
Pelaksanaan (acting)
Guru
didampingi oleh peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah disusun sebelumnya. Adapun langkah-langkah strategi pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a)
Guru memberikan pengantar pembelajaran.
b)
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
c)
Pemutaran film tentang laskar pelangi
d)
Siswa menganalisi lewat diskusi kelompok.
e)
Megkonfirmasikan lewat presentasi.
f)
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai
tertinggi.
g)
Guru memberikan klarifikasi kepada peserta didik.
h)
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran ini.
3)
Pengamatan (observating)
Dalam
melakukan pengamatan, guru dan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a)
Melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang
digunakan sebagai dasar pengamatan terhadap indikator yang diamati.
b)
Pada
aspek kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi peserta didik. Pengamatan
terhadap evaluasi pembelajaran dilakukan pada setiap akhir siklus penelitian
maupun dalam proses pembelajaran.
c)
Pada
aspek kegiatan pembelajaran dengan mengamati antusiasme dan motivasi peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
d)
Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi, yang meliputi
aktifitas peserta didik yang diukur dengan menggunakan lembar observasi
aktifitas peserta didik, lembar observasi aktifitas guru yang digunakan untuk
mengetahui aktifitas guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran Quantum Teaching.
4)
Refleksi (reflection)
a)
Guru dan peneliti mendiskusikan hasil observasi dan evaluasi yang
diperoleh digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
b)
Peneliti sebagai observer bersama guru kelas VII
berkolaborasi merencanakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada siklus selanjutnya sehingga dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan pada siklus berikutnya.
b.
Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II secara prosedural sama dengan pelaksanaan
siklus I. Langkah-langkah pelaksanaan pada siklus II ditekankan pada proses
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1)
Perencanaan (planning)
Meninjau
dengan seksama perangkat pembelajaran yang meliputi RPP sampai pada lembar
evaluasi peserta didik yang telah direvisi pada siklus I.
2)
Pelaksanaan (acting)
Guru
didampingi oleh peneliti melaksanakan proses pembelajaran Quantum Teaching sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan
hasil evaluasi RPP dari siklus I. Adapun langkah-langkah proses pembelajaran p ada
siklus II sama dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hanya saja media pembembelajarannya yang disempurnakan
dengan menambah kesan warna.
a)
Guru memberikan pengantar pembelajaran.
b)
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
c)
Puzzle yang berisi soal-soal
d)
Guru membagikan kepada masing-masing kelompok dengan
soal yang bervariasi.
e)
Siswa diskusi kelompok.
f)
Megkonfirmasikan lewat presentasi.
g)
Guru memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat nilai
tertinggi.
i)
Guru memberikan klarifikasi kepada peserta didik.
j)
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran ini.
3)
Pengamatan (obervation)
Guru
didampingi oleh peneliti sebagai observer melakukan pengamatan dengan prosedur
yang sama pada siklus I.
4)
Refleksi (reflection)
Refleksi
pada siklus II ini merupakan penyempurnaan terhadap perangkat pembelajaran
dengan menerapkan strategi pembelajaran Quantum Teaching pada pokok bahasan
memahami Akhlak Terpuji Penyempurnaan
terhadap hasil refleksi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan
keaktifan peserta didik yang berdampat pada hasil belajar yang baik.
10.
Kolabolator
Jenis penelitian ini adalah PTK. Penelitian tindakan yang ideal
seharusnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan, karena adanya upaya untuk
mengurangi unsur subjektifitas pengamatan serta mutu kecermatan yang dilakukan.
Dalam penelitian kolaboratif harus ada kolaborator, yaitu orang yang membantu
kerja sama untuk melakukan penelitian agar berhasil dengan baik. Pihak yang
melakukan tindakan adalah guru agama VII, sedangkan
yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti. Dalam penelitian kolaborasi ini pihak yang melakukan tindakan adalah
guru agama Islam MTs Jam’ul Mu’awanah yaitu Ibu Siti Masithoh, S.Ag sebagai
Kolaborator (teman sejawat) sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti sebagai observer.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Ali, Mumahammad Daud 2002. Pendidikan Agama
Islam. Jakarta:
Grafindo Persada.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain,
Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta.
Deporter, Bobbi dkk. 2001. Quantum Teaching (mempraktekkan Quantum
Teaching Learning di dalam kelas-kelas). Bandung: Kaifa
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi
Belajar . Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mulyasa.2005. Menjadi Kepala
Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J, 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nata , Abuddin. 2003. Manajemen
Pendidikan, Jakarta: Prenada Media
Nursisto. 2002. Peningkatan
Prestasi Sekolah Menengah. Yogyakarta : InsanCendekia
Sardiman.2001. Paradigma Pendidikan
Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Sudijono,
Anas (2008) Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo
Perseda.
Quantum Teaching, Mengoptimalkan
Potensi Diri. http: // www,smu.net.com/main. Php? Act =re& xkd=17
Wlodkowski, Raymond j. 2004. Hasrat
Untuk Belajar .Yogyakarta : PustakaPelajar
[3] Bobbi Deporter, dkk. Quantum Teaching (mempraktekkan Quantum Teaching
Learning di dalam kelas-kelas).(Bandung: Kaifa), hlm 5
[6] Siti Insiah. Skripsi Penerapan Quantum Teaching Dalam meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri Malang 1.
(Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2009) hlm. 27-28
2007), hlm,89-91
0 komentar :
Posting Komentar