Kamis, 12 Maret 2015

SINOPSIS
KAJIAN TOKOH ISLAM KLASIK-PERTENGAHAN II
IBNU MISKAWAIH
Disusun guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester dari mata kuliah
“Filsafat Pendidikan Islam:
Dosen Pengampu : Dr. Mahmud Arif, M. Ag.





Disusun oleh :
ANA DWI WAHYUNI        NIM : 1320411111





PRODI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
A.    PENDAHULUAN
Pada hakikatnya Pendidikan Islam bertujuan untuk kebahagiaan dunia akhirat, seperti yang dijanjikan oleh agama. Sehingga pendidikan mampu menumbuhkan peningkatan mutu keberagamaan. Dengan demikian pendidikan Islam selalu diperbaharui konsepnya dalam rangka merespon terutama dalam menghadapai tantangan globalisasi ini. Peserta didik diorientasikan agar dapat mencapai kebahagiaan dunia/sukses di dunia dan kebahagiaaan akhirat. Namun Dalam kenyataannya, munculnya krisis pendidikan, kemerosotan moral dan problem lain. Misalnya, pengaruh budaya Barat sehingga pendidikan  Islam  sedang  menghadapi tantangan yang sangat berat.
Ibn Miskawaih, termasuk salah satu pemikir dan pembaharu pendidikan Islam dengan ide-ide segarnya.[1] Ibn Miskawaih juga pakar dalam ahli sejarah yang pemikirannya sangat cemerlang. Beliaulah ilmuawan Islam yang paling terkenal dan yang pertama kali menulis filsafat akhlak. Dengan demikian pemikiran Ibn Miskawaih relefan dengan kebutuhan masyarakat.
B.     BIOGRAFI IBN MISKAWAIH DAN KARYA-KARYANYA
Nama lengkap ibnu Miskawaih  adalah Abu Ali al-Khazin Ahmad Ibnu Ya’cub Ibnu Miskawaih.[2] Ia lahri pada tahun 320 H/ 932 M. Di Rayy, dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 shafar tahun 412 H/ 16 Februari 1030 M. Ibn Miskawaih hidup pada masa pemerintahan dinasti Buwaihi (320-450 H/ 932-1062 M) yang sebagian besarnya adalah bermadzhab syi’ah. Ibn Miskawaih  adalah seorang filosof muslim yang dianggap mampu memadukan dua tradisi pemikiran Yunani dan Islam.[3] Tetapi ia juga seorang penulis yang produktif. Disebutkan dalm beberapa karya tulisannya yaitu: Fauz al – Akbar, Al-Fauz Al-Asghar, Tajrib Al-Umam, Uns Al-Farid, Tartib assa’dat, Al-Mustaufa, Jawaidan Khirad, , Tahzib Al-Akhlaq, dll.[4]
C.    KONSEP PENDIDKAN MENURUT IBN MISKAWAIH
Dasar Pemikiran meliputi. Konsep manusia: Ibn Miskawaih  memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki macam-macam daya. Menurutnya dalam diri manusia ada tiga daya, yaitu: (1) daya bernafsu (an-nafs al-bahimiyyat) sebagai daya terendah; (2) Daya berani (an-nafs as-siba’iyyah) sebagai daya pertengahan, dan (3) daya berpikir (an-nafs an natbiqah) sebagai daya tertinggi.[5] Konsep akhlak berupa doktrin jalan tengah atau posisi tengah jiwa al-nathihiqah adalah hikmah, yaitu kebijaksanaan.  Sedangkan konsep pendidikan menurut Ibnu Miskawaih, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang bertumpu pada pendidikan akhlak yang bertujuan untuk mewujudkan pribadi susila, berwatak, berbudi pekerti mulia, sehingga diperoleh kebahagiaan sejati yang sempurna.
D.    RELEVANSI BAGI PENDIDIKAN SEKARANG
Implikasi dari pemikiran Ibn Mis­kawaih adalah jika kebenaran itu ada pada realitas empirik maka pendidikan dituntut untuk tanggap terhadap realitas. Realitas di sini antara lain menuangkut “apa yang nyata dibutuhkan oleh masyarakat”.
Namun dari pemikiran Ibn Mis­kawaih yang relevan dengan pendidikan sekarang adalah tentang pendidikan akhlak. Yangmana di era global ini pendidikan Akhlak sangat dibutuhkan bagi anak / remaja dari pengaruh-pengaruh budaya barat. Pendidikan akhlak yang diintrodusir pertama kali oleh Ibn Mis­kawaih memiliki urgensi nilai yang cukup signifikan dalam memben­tuk kepribadian bangsa ke depan
E.     KESIMPULAN  
Pemikiran tentang pendidikan lebih berorentasi pada pendidikan akhlak. Hal ini tercermin dari karyanya, Tahdzib Al-Akhlak. Melalui karyanya tersebut, Ibn Miskawaih telah berbicara tentang manusia, akhlak, dan juga berbicara tentang konsep pendidikannya. Konsep pendidikan akhlak dari Ibn Miskawaih ini selengkapnya dapat dikemukakan sebagai berikut. Tujuan Pendidikan Akhlak, materi pendidikan akhlak, metodologi penelitian (pendidikan), pendidik dan anak didik, dan lingkungan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Husayn  Ahmad. 1999. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zainuddin,  2009. Pendidikan Islam Dari Paradigma Klasik Hingga Kontemporer, Malang: UIN Malang Press.
Basri, Asan. 2009.  Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Zar, Sirajuddin, 2010. Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: Rajawali Pers.
Miskawaih, Ibn. 1398 H. Tahzib al-Akhlak, Beirut: Mansyurat Dar Maktabat al-Hayat.





[1] Husayn  Ahmad  Amin,Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1999), hlm,154
[2] Zainuddin, Pendidikan Islam Dari Paradigma Klasik Hingga Kontemporer,(Malang: UIN Malang Press, 2009),hlm,139
[3] Asan Basri, Filsafat Pendidikan Islam,(Bandung: CV Pustaka Setia,2009), hlm, 229
[4] Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya,(Jakarta: Rajawali Pers,2010), hlm. 127-129
[5] Ibn Miskawaih, Tahzib al-Akhlak, (Beirut: Mansyurat Dar Maktabat al-Hayat, 1398 H.) cet.II, hlm.62

0 komentar :

Posting Komentar