SINOPSIS
KAJIAN
TOKOH ISLAM KLASIK-PERTENGAHAN II
IBNU MISKAWAIH
Disusun guna
memenuhi tugas Ujian Akhir Semester dari mata kuliah
“Filsafat
Pendidikan Islam:”
Dosen Pengampu : Dr. Mahmud Arif, M. Ag.

Disusun
oleh :
ANA
DWI WAHYUNI NIM : 1320411111
PRODI
PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
A. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya Pendidikan Islam bertujuan
untuk kebahagiaan dunia akhirat, seperti yang dijanjikan oleh agama. Sehingga
pendidikan mampu menumbuhkan peningkatan mutu keberagamaan. Dengan demikian
pendidikan Islam selalu diperbaharui konsepnya dalam rangka merespon terutama dalam
menghadapai tantangan globalisasi ini. Peserta didik diorientasikan agar dapat
mencapai kebahagiaan dunia/sukses di dunia dan kebahagiaaan akhirat. Namun
Dalam kenyataannya, munculnya krisis pendidikan, kemerosotan moral dan problem
lain. Misalnya, pengaruh budaya Barat sehingga pendidikan Islam
sedang menghadapi tantangan yang sangat berat.
Ibn Miskawaih, termasuk
salah satu pemikir dan pembaharu pendidikan Islam dengan ide-ide segarnya.[1] Ibn Miskawaih juga pakar dalam ahli sejarah yang pemikirannya sangat cemerlang. Beliaulah ilmuawan
Islam yang paling terkenal dan yang pertama kali menulis filsafat akhlak. Dengan
demikian pemikiran Ibn Miskawaih relefan dengan
kebutuhan masyarakat.
B. BIOGRAFI
IBN MISKAWAIH DAN KARYA-KARYANYA
Nama lengkap ibnu Miskawaih adalah Abu Ali al-Khazin Ahmad
Ibnu Ya’cub Ibnu Miskawaih.[2] Ia lahri pada tahun 320 H/ 932 M. Di
Rayy, dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 shafar tahun 412 H/ 16 Februari
1030 M. Ibn Miskawaih hidup pada masa pemerintahan dinasti Buwaihi (320-450 H/
932-1062 M) yang sebagian besarnya adalah bermadzhab syi’ah. Ibn Miskawaih adalah seorang filosof
muslim yang dianggap mampu memadukan dua tradisi pemikiran Yunani dan Islam.[3] Tetapi
ia juga seorang penulis yang produktif. Disebutkan dalm beberapa karya
tulisannya yaitu: Fauz al – Akbar, Al-Fauz Al-Asghar, Tajrib Al-Umam,
Uns Al-Farid, Tartib assa’dat, Al-Mustaufa, Jawaidan Khirad, , Tahzib
Al-Akhlaq, dll.[4]
C.
KONSEP PENDIDKAN MENURUT IBN MISKAWAIH
Dasar Pemikiran meliputi. Konsep manusia: Ibn
Miskawaih memandang manusia sebagai
makhluk yang memiliki macam-macam daya. Menurutnya dalam diri manusia ada tiga
daya, yaitu: (1) daya bernafsu (an-nafs al-bahimiyyat) sebagai daya
terendah; (2) Daya berani (an-nafs as-siba’iyyah)
sebagai daya pertengahan, dan (3) daya berpikir (an-nafs an natbiqah)
sebagai daya tertinggi.[5] Konsep akhlak berupa doktrin jalan
tengah atau posisi tengah jiwa al-nathihiqah adalah hikmah, yaitu kebijaksanaan. Sedangkan konsep pendidikan menurut Ibnu Miskawaih, pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang bertumpu pada pendidikan akhlak yang bertujuan untuk mewujudkan
pribadi susila, berwatak, berbudi pekerti mulia, sehingga diperoleh kebahagiaan
sejati yang sempurna.
D.
RELEVANSI BAGI PENDIDIKAN SEKARANG
Implikasi dari pemikiran Ibn Miskawaih
adalah jika kebenaran itu ada pada realitas empirik maka pendidikan dituntut
untuk tanggap terhadap realitas. Realitas di sini antara lain menuangkut “apa
yang nyata dibutuhkan oleh masyarakat”.
Namun dari pemikiran Ibn Miskawaih
yang relevan dengan pendidikan sekarang adalah tentang pendidikan akhlak. Yangmana
di era global ini pendidikan Akhlak sangat dibutuhkan bagi anak / remaja dari
pengaruh-pengaruh budaya barat. Pendidikan akhlak yang diintrodusir pertama
kali oleh Ibn Miskawaih memiliki urgensi nilai yang cukup signifikan dalam
membentuk kepribadian bangsa ke depan
E.
KESIMPULAN
Pemikiran tentang pendidikan lebih berorentasi pada pendidikan akhlak. Hal
ini tercermin dari karyanya, Tahdzib Al-Akhlak. Melalui karyanya
tersebut, Ibn Miskawaih telah berbicara tentang manusia, akhlak, dan juga
berbicara tentang konsep pendidikannya. Konsep pendidikan akhlak dari Ibn
Miskawaih ini selengkapnya dapat dikemukakan sebagai berikut. Tujuan Pendidikan
Akhlak, materi pendidikan akhlak, metodologi penelitian (pendidikan), pendidik
dan anak didik, dan lingkungan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Husayn Ahmad. 1999. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zainuddin, 2009. Pendidikan Islam Dari Paradigma Klasik Hingga
Kontemporer, Malang: UIN Malang Press.
Basri, Asan.
2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Zar, Sirajuddin, 2010.
Filsafat Islam:
Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: Rajawali Pers.
Miskawaih, Ibn. 1398 H. Tahzib al-Akhlak, Beirut:
Mansyurat Dar Maktabat al-Hayat.
[1]
Husayn Ahmad Amin,Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1999), hlm,154
[2]
Zainuddin, Pendidikan Islam Dari Paradigma Klasik
Hingga Kontemporer,(Malang: UIN Malang Press, 2009),hlm,139
[4]
Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya,(Jakarta: Rajawali Pers,2010), hlm. 127-129
[5] Ibn Miskawaih, Tahzib al-Akhlak, (Beirut: Mansyurat Dar Maktabat al-Hayat,
1398 H.) cet.II, hlm.62
0 komentar :
Posting Komentar