Perkembangan Hadits pada masa Sahabat
Sahabat yang wafatnya paling akhir adalah Abu
al Thufail ‘Amr ibn Wa’ilah al-Laitsi yang meninggal tahun 110 H di makkah.Diantara
tugas-tugas para sahabat dalam mengembangkan Hadits adalah:
1.
Menjaga pesan Rasulullah SAW
Para sahabat sangat mentaati dan
mensegani pribadi rasulullah SAW. mereka sangat bersungguh-sungguh dalam
menerima ajaran Nabi, baik yang berdasar pada al-Qur’an maupun Hadits. Pesan-pesan
Rasulullah sangat memperngaruhi jiwa para sahabat, sehingga perhatian yang
tercurahkan semata-mata untuk melaksanakan dan memelihara pesan-pesannya
sebagai bukti kecintaan meraka terhadap Rasulullah dengan melaksanakan segala
yang dicontohkan.
2.
Kehati-hatian sahabat dalam periwayatan Hadits
Pada masa khalifah Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali mereka sangat berhati-hati dalam periwayatan Hadits. Jika
menerima Hadits dari Sahabat lain mereka meminta untuk bersumpah dan meminta
saksi atas kebenaran Hadits tersebut karena khawatir ada kesalahan dalam
Sunnah. Para khalifah juga menyerukan untuk lebih fokus terhadap al-Qur’an dari
pada periwayatan Hadits, hal itu dilakukan karena takut umat Islam saat itu
berpaling dari al-Qur’an. Sehingga para sahabat tidak meriwayatkan Hadits
kecuali dalam keadaan mendesak dan meraka sangat teliti dalam menyampaikannya.
3.
Proses penerimaan Hadits para Sahabat
Para sahabat dapat menghafal dengan
baik ajaran-ajaran Rasulullah karena dorongan keagamaan, mereka memiliki
hafalan yang kuat, ingatan yang teguh, cerdas dan cepat memahami sesuatu.
Penerimaan Hadits diterima secara langsung oleh sahabat dari Nabi melalui
ceramah, pengajian, khutbah dan penjelasan terhadap pertanyaan sahabat atau
menerima Haditssecara tidak langsung seperti mendengar dari sahabat lain atau
utusan-utusan.[1]
4.
Periwayatan Sahabat dengan Lafdzi dan Ma’nawi
Ada 2 cara yang dilakukan para
sahabat dalam meriwayatkan Hadits dari Rasulullah SAW:
a.
Al-Riwayah bi al-Lafdzi (Redaksinya sama persis dengan Nabi)
b.
Al-Riwayah bi al-Ma’na (Redaksinya tidak sama persis dengan Nabi tetapi
secara makna/isinya tetap terjaga seperti yang dimaksudkan oleh Nabi).
5.
Sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits
Para sahabat tidak sama banyak dalam
menerima dan mengetahui Hadits dari Rasulullah, karena adanya faktor tempat
tinggal, pekerjaan, usia dan hal-hal lainnya.Para sahabat yang banyak menerima
dan meriwayatkan Hadits dari segi jumlahnya, seperti yang ditulis oleh para
Ulama Hadits yaitu:
a.
Abu Hurairah, Abdurrahman bin Shakhr al-Dausi al-Yamani (19 SH-59 H) yaitu
5.374 Hadits
b.
Abdullah bin Umar bin Khattab (10 SH-73 H) yaitu 2.630 Hadits
c.
Anas bin Malik (10 SH-93 H) yaitu 2.286 Hadits
d.
Aisyah binti Abu Bakar (9 SH-58 H) yaitu 2.210 Hadits
e.
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muththalib (3 SH-68 H) yaitu 1.660 Hadits
f.
Jabir bin Abdillah al-Anshari (6 SH-78 H) yaitu 1.540 Hadits
g.
Abu Sa’id al-Khudri al Anshari (12 SH-74 H) yaitu 1.170 Hadits.[2]
Baca juga link
Sejarah kodifikasi hadits
Perkembangan hadits masa rasulullah SAW
Perkembangan Hadits masa sahabat
Perkembangan hadits masa tabi'in
Masa pembukuan hadits
Macam-macam kitab hadits beserta penyusunannya
Baca juga link
Sejarah kodifikasi hadits
Perkembangan hadits masa rasulullah SAW
Perkembangan Hadits masa sahabat
Perkembangan hadits masa tabi'in
Masa pembukuan hadits
Macam-macam kitab hadits beserta penyusunannya
0 komentar :
Posting Komentar