Perkembangan Hadits Pada Masa Rasulullah SAW.
Rasulullah hidup ditengah-tengah masyarakat
Sahabatnya. Mereka bertemu dan bergaul tanpa ada yang menghalangi. Seluruh
perbuatan, ucapan dan tutur kata Nabi menjadi sasaran perhatian para sahabat.
Segala gerak-gerik Nabi mereka jadikan sebagai pedoman hidup selain al-Qur’an. Sepanjang
hidupnya Nabi menghabiskan waktuuntuk berdakwah, memberikan bimbingan,
pengajaran dan sebagai teladan luhur bagi para sahabat dan umat Islam
setelahnya.
1. Cara Rasulullah Menyampaikan Hadits
Rasulullah
adalah sebagai sumber Hadits bagi para sahabat, sehingga tidak ada jarak yang
dapat mempersulit pertemuan mereka, baik dalam keadaan safar
(perjalanan) ataupun muqim (ketika berdiam) pada masanya.
Cara Nabi Muhammad menyampaikan Hadits kepada
para sahabat adalah:
a. Pengajaran bertahap atau berangsur-angsur
b. Disampaikan di tempat atau majlim al-ilm
c. Melalui pendekatan dan pendidikan
d. Haditsyang disampaikan tidak terlalu panjang (singkat,
padat, jelas)
e. Rasulullah Memberikan suri teladan dalam
kehidupan sehari-hari
f. Menyampaikan sabdanya dengan melihat situasi
dan kondisi
g. Mengajarkan kepada kaum wanita, seperti
istri-istri Nabi atau kaum muslimat di majlis
h. Menyampaikan kepada sahabat tertentu untuk
disampaikan kepada sahabat lain atau melalui pidato ditempat terbuka.[1]
2. Penyebaran Hadits pada Masa Rasulullah
Penyebaran Hadits
dilakukan semenjak Rasulullah diutus untuk berdakwah sejak hari pertama. Awal
mulanya penyebaran Hadits dilakukan secara diam-diam di Dar al-Islam yaitu Dar
al Arqam dan selanjutnya secara terang-terangan.
Adapun yang dilakukan Rasulullah adalah dengan
cara:
a. Kesungguhan Rasulullah dalam berdakwah dan
menyebarkan Islam
b. Kesungguhan para Sahabat dalam mempelajari
ilmu, menghafalnya dan menyampaikannya pada muslim yang lain
c. Peran ummul mukminin r.a dalam bertabligh dan
menyebarkan Sunnah kepada Istri-istri kaum muslimin
d. Peran sahabat dalam bertabligh dan menyebarkan
sunnah kepada istri mereka
e. Penyebaran Hadits dilakukan sampai pusat –
pusat pemerintahan Islam, bahkan ke pelosok suku-suku.[2]
3. Penghafalan dan penulisan Hadits pada masa
Rasulullah SAW.
Pada awalnya
mayoritas sahabat hanya menghafal ajaran Rasulullah dan menyampaikannya dari mulut
ke mulut tanpa menulisnya, tidak sebagaimana al Qur’an yang dianjurkan untuk
ditulis oleh Rasulullah.Adapun hadits penulisannya kurang mendapat perhatian
sehingga, para sahabat melakukan penulisan hadits secara tidak resmi karena
tidak diperintahkan oleh Rosulullah.[3]Namun,
ada sanggahan/komentar dari ibnu shalah dalam hal ini yaitu : “Sesungguhnya
Rasulullah mengizinkan penulisan Hadits darinya yang ditujukan kepada orang
yang khawatir akan lupa, dan beliau melarang menulis Hadits bagi mereka yang
kuat hafalannya disebabkan memberatkan mereka dalam penulisan, atau beliau
melarang penulisan karena khawatir akan tercampurnya dengan al-Qur’an. Namun
beliau mengizinkan penulisan jika sudah aman dari tercampurnya antara al-Qur’an
dan Hadits.[4]
Baca juga link
Sejarah kodifikasi hadits
Perkembangan hadits masa rasulullah SAW
Perkembangan Hadits masa sahabat
Perkembangan hadits masa tabi'in
Masa pembukuan hadits
Macam-macam kitab hadits beserta penyusunannya
Baca juga link
Sejarah kodifikasi hadits
Perkembangan hadits masa rasulullah SAW
Perkembangan Hadits masa sahabat
Perkembangan hadits masa tabi'in
Masa pembukuan hadits
Macam-macam kitab hadits beserta penyusunannya
[1] Mohammad Gufron dan Rahmawati. Ulumul Hadits: Praktis dan Mudah.
Yogyakarta: Teras. 2013. Hlm. 22
[2]Ibid. Hlm. 24
[3]Muhammad
Ahmad, dan Mudzakir. 2004. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia. Hlm. 29
[4]
Mohammad Gufron dan Rahmawati. Ulumul Hadits: Praktis dan Mudah.
Yogyakarta: Teras. 2013. Hlm. 26
0 komentar :
Posting Komentar