MASTERI LEARNING / PEMBELAJARAN TUNTAS
Pengertian
Metode pembelajaran : cara untuk mempermudah peserta didik
mencapai kompetensi tertentu. (Winarno Surahmad, 1982)
Pembelajaran tuntas : pendekatan dalam pembelajaran yang
mensyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh SK maupun KD pada
mata pelajaran tertentu.
Belajar tuntas (Mastery
Learning) adalah pencapaian penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap
unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok, dengan kata lain
apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya.
Menurut Permendiknas RI
no. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Standar Kompetensi (SK) : kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran
kompetensi Dasar (KD) : Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran
no. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Standar Kompetensi (SK) : kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran
kompetensi Dasar (KD) : Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran
Strategi Pembelajaran Ketuntasan
pada dasarnya menggunakan pendekatan klasikal / individual, tetapi dalam pelaksanaannya memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi masing-masing secara optimal.
pada dasarnya menggunakan pendekatan klasikal / individual, tetapi dalam pelaksanaannya memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi masing-masing secara optimal.
Langkah-langkahnya :
- Mengidentifikasi
prasyarat
- Membuat
tes untuk mengukur perkembangan dan pencapaian kompetensi
- Mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik
1. PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
2. PEMBELAJARAN DENGAN TEMAN
3. BEKERJA DALAM KELOMPOK KECIL
2. PEMBELAJARAN DENGAN TEMAN
3. BEKERJA DALAM KELOMPOK KECIL
Disamping itu juga mengandalkan
pendekatan tutorial dengan mengoptimalkan sesion-sesion kecil, tutorial orang
perorang, pembelajaran terprogram, bubu-buku kerja, pearmainan, dan
pembelajaran berbasisi komputer. ( Kindsvatter, 1996 )
B. Peran Guru
Peran dan tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan peserta didik secara individu sangat diperlukan. Keller, lebih menekankan pada interaksi antara peserta didik dengan materi / obyek belajar.
Peran dan tanggung jawab guru dalam mendorong keberhasilan peserta didik secara individu sangat diperlukan. Keller, lebih menekankan pada interaksi antara peserta didik dengan materi / obyek belajar.
- Menjabarkan
/ memecahkan kompetensi dasar kedalam satuan unit yang lebih kecil dengan
memperhatikan pengetahuan prasyarat
- Mengembangkan
indikator berdasarkan SK dan KD
- Menyajikan
materi pembelajaran dalam bentuk yang bervariasi
- Memonitor
seluruh pekerjaan peserta didik
- Menilai
perkembangan peserta didik dalam mencapai kompetensi
- Menggunakan
teknik diagnostik
- Menyediakan
alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang kesulitan
C. Peran Peserta Didik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memiliki pendekatan berbasis kompetensi yang sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peserta didik sebagai subyek. Fokus program pembelajajarannya adalah peserta didik dan apa yang akan dikerjakannya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memiliki pendekatan berbasis kompetensi yang sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peserta didik sebagai subyek. Fokus program pembelajajarannya adalah peserta didik dan apa yang akan dikerjakannya.
- Peserta
didik diberikan kebebasan dalam menentukan jumlah waktu belajar yang
diperlukan.
- Peserta
didik diberikan kebebasan dalam menetapkan kecepatan dalam mencapai
kompetensinya masing-masing.
Sehingga
kemajuan peserta didik sangat teragantung pada usaha serta ketekunan individu.
D. EVALUASI
Sistem evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan :
Sistem evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan :
- Ulangan
dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap KD.
- Ulangan
dapat dilaksanakan terdiri dari satu atau lebih dari satu kompetensi dasar
( KD )
- Hasil
ulangan dianalisis dan ditindak lanjuti melalui program remedial dan
pengayaan
- Ulangan
mencakup aspek kognitif dan psikomotorik
- Aspek
afektif diukur dengan kegiatan inventori afektif seperti pengamatan,
kuisioner dll
TERIMA KASIH
0 komentar :
Posting Komentar